N.G.Pemecutan sedang melukis dengan ujung jarinya.doc.amaboro |
Berkah Dari Pelukis Palsu Di Kisah 9 April
---------------------------------------------------------
Studio kecil di
Kuta inilah, Mantan Karyawan PT. Usindo Perusahaan Dagang milik belanda yang
kemudian dinasionalisasikan oleh Presiden Soekarno berganti nama menjadi
perusahaan Dagang Negara Jaya Bakti ini, mulai konsen melukis. Dia sudah sangat
yakin bahwa, melukis adalah hidupnya.
Dia harus
menjadi pelukis seperti Affandi, Rusli dan Bambang Sugeng atau pelukis ternama
Bali zaman itu, Wayan Kaya yang belakangan dianggap sebagai guru lukisnya. Dari
pergaulan para pelukis ternama di atas dia mendapati pelajaran bahwa pelukis
akan tetap eksis bila dia mampu melukis dengan teknik yang berbeda. “Pelukis
dalam melukis harus memiliki cirri khas. Itu syarat utama eksistensi seorang
pelukis. Ketika dia memiliki ciri khas maka pelukis tersebut tidak akan
tergilas dengan zaman,” ungkapnya tegas, dengan sorotan mata tajam dari raut
wajahnya yang masih ada menyisahkan kegantengan.
Sudah beberapa
jam Suluh Bali berbincang dengan
penerima penghargaan Rekor Muri kategori manusia yang mampu mengumpulkan sidik
jari sendiri terbanyak pada bulan Juli 2012 lalu ini. Masih tetap semangat
bercerita. Masih tegas berbicara. Sesekali dia menatap tajam kepada Suksesi, Jawa Pos Group, hendak memberitahu bahwa hidup harus tegas dan
tidak perlu ragu.
Dia kembali
berkisah. Pada tanggal 9 April 1967 distudionya di daerah Kuta dia diajak oleh
seorang yang mengaku pelukis ulung. Dirinya ditantang untuk melukis sebuah
obyek. Dirinya lalu bersama orang tersebut, mulai melukis setelah mengambil
posisi dan memilih obyek terbaik.
lukisan tari baris, karya N.G.Pemecutan pertama |
Dan benar.
Sahabatnya itu bukan seorang pelulikis. “Saya merasa dibohongi,”kisahnya. Kejadian
itu membuat Ngurah Pemecutan kesal. Dalam perjalanan pulang ke studio melalui
jalan setapak, menyusur kea terus ke arah selatan teerus ke jalan Bandara
Ngurah Rai menuju ke Kuta, dirinya semakin kesal dan merasa kecewa. Apesnya,
selepas dibihingi ban sepeda Pancasila-nya gembos. Dia terpaksa harus terus mengisi angin
sepaanjang perjalanan. Beruntung ada pompa tangan yang dia ddibawa saat itu.
Payah dan kesal.
“Saya aduk cat dengan tangan saya. Dengan ujung jari yang penuh cat itu saya
coret-coret lukisan yang tadi. Saya mau merusaknya. Ternyata ketika saya amati,
ternyata membentuk guratan. Membentuk garis yang indah. Timbul inspirasi untuk
untuk mencoba lukisan itu saya selesaikan hanya dengan menggunakan goresan
ujung jari saja. Tidak perlu lagi menggunakan kuas,” ungkap ayah dua anak ini.
Ngurah Pemecutan
mengamati obyek lukisan yang hendak pdirusakkkan itu, dan mulai mencoba
menggunakan sentuhan ujung jari yang penuh dengan cat berwarna diatas kanvas
tersebut untuk menyelesaikan lukisan Penari Baris. Berawal dari
ketidaksengajaan pada saat mengerjakan lukisan “tari baris” yang dirasa gagal,
beliau pun memperbaikinya hanya dengan polesan warna-warna yang ada diujung
jarinya. Namun setelah selesai dikerjakan, lukisan tersebut tampak sangat indah
karena terbentuk suatu nuansa yang tidak biasa.
Teknik melukis
dengan ujung jari ini terus ditekuni. Tak sengaja dia mmbongkar buku Koleksi
Lukisan oleh Soekarno dalam lima jilid yang berisi sekitar 400 lukisan ternama
dunia tidak ditemukan teknik melukis dengan ujung jari. “Belum ada pelukis yang
menggunakan teknik ujung jari inilah yang memacu saya menetapkan tekinik
lukisan ujunng jari ini sebagai ciri khas saya,” ungkap murid Wayan Kaya ini.
Setahun kemudian
1988, ada dirinya lalu mengikuti pameran seni lukis modern se Bali yang
diiselenggarakan oleh Listibya digedung Kokar Konservatori-Denpasar.(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
katakan yang sejujurnya apa yang engkau pikirkan tentang tulisan ini