Rabu, 28 Agustus 2013

DAN JEMARI RENTAH ITU TERUS MENARI (2)




N.G.Pemecutan sedang melukis dengan ujung jarinya.doc.amaboro

Berkah Dari Pelukis Palsu Di Kisah 9 April

---------------------------------------------------------
Studio kecil di Kuta inilah, Mantan Karyawan PT. Usindo Perusahaan Dagang milik belanda yang kemudian dinasionalisasikan oleh Presiden Soekarno berganti nama menjadi perusahaan Dagang Negara Jaya Bakti ini, mulai konsen melukis. Dia sudah sangat yakin bahwa, melukis adalah hidupnya. 

Dia harus menjadi pelukis seperti Affandi, Rusli dan Bambang Sugeng atau pelukis ternama Bali zaman itu, Wayan Kaya yang belakangan dianggap sebagai guru lukisnya. Dari pergaulan para pelukis ternama di atas dia mendapati pelajaran bahwa pelukis akan tetap eksis bila dia mampu melukis dengan teknik yang berbeda. “Pelukis dalam melukis harus memiliki cirri khas. Itu syarat utama eksistensi seorang pelukis. Ketika dia memiliki ciri khas maka pelukis tersebut tidak akan tergilas dengan zaman,” ungkapnya tegas, dengan sorotan mata tajam dari raut wajahnya yang masih ada menyisahkan kegantengan.

Sudah beberapa jam Suluh Bali  berbincang dengan penerima penghargaan Rekor Muri kategori manusia yang mampu mengumpulkan sidik jari sendiri terbanyak pada bulan Juli 2012 lalu ini. Masih tetap semangat bercerita. Masih tegas berbicara. Sesekali dia menatap tajam kepada Suksesi, Jawa Pos Group, hendak memberitahu bahwa hidup harus tegas dan tidak perlu ragu. 

Dia kembali berkisah. Pada tanggal 9 April 1967 distudionya di daerah Kuta dia diajak oleh seorang yang mengaku pelukis ulung. Dirinya ditantang untuk melukis sebuah obyek. Dirinya lalu bersama orang tersebut, mulai melukis setelah mengambil posisi dan memilih obyek terbaik. 
lukisan tari baris, karya N.G.Pemecutan pertama
 

Dan benar. Sahabatnya itu bukan seorang pelulikis. “Saya merasa dibohongi,”kisahnya. Kejadian itu membuat Ngurah Pemecutan kesal. Dalam perjalanan pulang ke studio melalui jalan setapak, menyusur kea terus ke arah selatan teerus ke jalan Bandara Ngurah Rai menuju ke Kuta, dirinya semakin kesal dan merasa kecewa. Apesnya, selepas dibihingi ban sepeda Pancasila-nya  gembos. Dia terpaksa harus terus mengisi angin sepaanjang perjalanan. Beruntung ada pompa tangan yang dia ddibawa saat itu.

Payah dan kesal. “Saya aduk cat dengan tangan saya. Dengan ujung jari yang penuh cat itu saya coret-coret lukisan yang tadi. Saya mau merusaknya. Ternyata ketika saya amati, ternyata membentuk guratan. Membentuk garis yang indah. Timbul inspirasi untuk untuk mencoba lukisan itu saya selesaikan hanya dengan menggunakan goresan ujung jari saja. Tidak perlu lagi menggunakan kuas,” ungkap ayah dua anak ini. 

Ngurah Pemecutan mengamati obyek lukisan yang hendak  pdirusakkkan itu, dan mulai mencoba menggunakan sentuhan ujung jari yang penuh dengan cat berwarna diatas kanvas tersebut untuk menyelesaikan lukisan Penari Baris. Berawal dari ketidaksengajaan pada saat mengerjakan lukisan “tari baris” yang dirasa gagal, beliau pun memperbaikinya hanya dengan polesan warna-warna yang ada diujung jarinya. Namun setelah selesai dikerjakan, lukisan tersebut tampak sangat indah karena terbentuk suatu nuansa yang tidak biasa. 

Teknik melukis dengan ujung jari ini terus ditekuni. Tak sengaja dia mmbongkar buku Koleksi Lukisan oleh Soekarno dalam lima jilid yang berisi sekitar 400 lukisan ternama dunia tidak ditemukan teknik melukis dengan ujung jari. “Belum ada pelukis yang menggunakan teknik ujung jari inilah yang memacu saya menetapkan tekinik lukisan ujunng jari ini sebagai ciri khas saya,” ungkap murid Wayan Kaya ini.

Setahun kemudian 1988, ada dirinya lalu mengikuti pameran seni lukis modern se Bali yang diiselenggarakan oleh Listibya digedung Kokar Konservatori-Denpasar.(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

katakan yang sejujurnya apa yang engkau pikirkan tentang tulisan ini