walau banyak sampah turis tetap menikmati//doc.amaboro |
Pantai Kuta memang
terkenal. Terkenal karena banyak dikunjungi wisatawan baik asing maupiun
domestic. Karena Pantai Kuta selalu penuh sesak pengunjung maka tak heran
Pantai ini digelar sebagai Pantai sejuta umat. Sayangnya, bukan hanya itu saja.
Menjelang musim hujan kuta kedatangan kunjungan tamu istimewa. Sampah. Sampah
kiriman menjadi tamu istimewa di musim hujan. Tak heran pula bila Pantai Kuta
pun di gelar sebagai pantai sejuta sampah.
I Putu Eka Merthawan, Kepala Dinas
Kebersihan dan pertamanan (DKP) Kabupaten Badung dibuat pusing dengan sampah
kiriman yang menjadi tamu istimewa di Pantai Kuta. Betapa tidak Pantai Kuta
yang menjadi kampung turis dicemari dengan sampah. Bukan karena sampah yang
dibuang sembarang.
Bukan pula karena petugas
kebersihan dari DKP yang tak bekerja. Tetapi ini karena sampah kiriman. Sampah
musiman yang menjadi tamu istimewa. Sungguh sebuah targedi musiman yang cukup
mencoreng nama besar Kuta sebagai Pantainya para Turis asing.
Ibarat sampah itu manusia. Naïf
memang. Bahwa, sampah yang dikirim tahun ini meningkat dratsis dari musim hujan
tahun lalu. Ini ibarat manusia, seyiap musim hujan mungkin sampah ini saling
mengajak untuk mengunjungi Pantai Kuta.
buktinya, jumlah sampah kiriman ini semamkin meningkat.
"Jumlah sampah kiriman saat
ini lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu. Sampah yang terkumpul sekarang
sekitar 50 ton per hari sedangkan periode sama 2011 sebanyak 30 ton," kata
Kepala DKP Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan.
alat berat sedang mengevakuasi sampah kiriman//doc.amaboro |
Luar biasa. 50 ton sampah
mengunjungi Kuta tahun ini. Meningkat dua kali limat dari periode yang sama
tahun lalu, yakni 20-30 ton. Tak pelak petugas pembersih pantaipun lelah
membersihkan sampah. Tugas yang cukup berat bagi DKP Kabupaten Badung, apalagi
kondisi sampah tersebut mengandung air serta pasir sehingga menguras tenaga para
pekerja untuk membersihkan.
Memang bukan berita baru soal
sampah menumpuk di Pantai Kuta saat musim Hujan. Pihak DKP pun hanya pasrah
seraya menurunkan petugas untuk membersihkan. Sejak pecan lalu sampah kiriman
terus menumpuk dan mengotori kawasan pantai yang tersohor sampai ke ujung dunia
itu.
Walau banyak petugas dikerahkan.
Fasilitas poengangkut dan pengeruk sampah diturunkan. Status siagapun
diberlakukan. Siaga IV saat ini. Siaga untuk waspada sekaligus menyiapkan
puluhan personel dan peralatan terkait sampah kiriman dari tengah laut ke
Pantai Kuta karena statusnya dinyatakan siaga IV.
"Status kawasan Pantai Kuta
saat ini kami nyatakan siaga IV, mengingat jumlah sampahnya yang terlalu
banyak," tutur Eka Merthawan.
Saat ini sebanyak 21 orang petugas
kebersihan disiagakan untuk bertugas membersihkan sampah tersebut supaya
kebersihan di Pantai Kuta tetap terjaga. Dia mengatakan, selain petugas
disiapkan pula lima
alat berat dengan delapan truk pengangkut sampah yang digunakan untuk
mengangkut sampah berupa kayu, daun, dan plastik itu.
"Kami juga menyiagakan 100
truk cadangan guna mengangkut sampah kiriman tersebut," ujarnya. Sampah
yang dikumpulkan itu nantinya diangkut ke Tempat Penampungan Sampah Akhir (TPA)
Suwung, Denpasar. Apabila tidak bisa maka ditampung di tempat penampungan
sampah sementara yang ada.
Catatan dari November 2012 sampai
24 Januari 2013 jumlah sampah yang dibersihkan di Pantai Kuta sebanyak 5.000
ton. Eka Merthawan mengaku tidak mengetahui penyebab jumlah sampah tersebut
bisa lebih banyak sekarang. Hanya bias mengelus dada sambil berpikir keras
mengatasi sampah ini.
Terasa lelah, tetapi tetap saja
belum mampu menyelesaikan persaoalan ini sejak sepekan terakhir. Sampah masih menumpuk.
Bahkan masyarakat dan wisatawanpun dikerahkan untuk membersihkan pantai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
katakan yang sejujurnya apa yang engkau pikirkan tentang tulisan ini