KUPANG, RND -
Komitmen
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masayarakat melalui program penguatan
modal usaha masyarakat dalam bentuk Kredit
Usaha Rakyat (KUR) gencar disosialisasikan. Usaha pemerintah melalui pihak
perbankkan ini berhasil terbukti masyarakat kecil baik secara kelompok maupun
individu saat ini sudah sadar akan manfaat dan kegunaan dari Kredit Usaha
Rakyat, buktinya sebanyak 90% pedagang yang berjualan di Pasar Oeba dan Pasar
Kasih Naikoten merupakan nasabah KUR.
Hal ini
membuktikan bahwa agunan atau jaminan KUR seperti yang diisyaratkan pihak bank
bukan menjadi kendala utama dalam mengajukan permohonan menjadi nasabah KUR
oleh masayarakat.
Dan Menjadikan
Kesadaran masayarakat dalam melakukan penguatan modal usahanya melalui kucuran
dana KUR yang disiapkan oleh pihak perbankkan menjadi agenda utama enam Bank
Pelaksana KUR di NTT dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Demikian
penjelasan Ocky Ganesia dari Bank Indonesia dan Arifin Enga dari bank BRI
Cabang Kypang dalam kegiatan Bakohumas terkait sosialisasi Kredit Usaha Rakyat
(KUR) kerja sama Bank Indonesia dengan Dinas Komunikasi dan Informasi Propinsi
NTT, Selasa, (21/6) siang.
Ganesia
menjelaskan, KUR merupakan pembiayaan modal kerja atau investasi kepada UMKMK
untuk bidang usaha yang produktif dan layak namun belum bankable kepada Bank
pelaksana. selain itu, KUR juga bertujuan untuk memberikan rangsangan kepada
UMKMK sebagai upaya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK
dalam rangka penanggulangan dan atau pengentasan kemiskinan serta perluasan
kesempatan kerja.
“KUR
diperuntukan bagi UMKMK layak dan belum mendapat penguatan modal dari bank
pelaksana,” jelas Ganesia.
Dihadapan wartawan
dan utusan dari beberapa intansi terkait Ganesa lebih jauh menjelaskan, selama
ini masyarakat dihantui oleh jaminan atau agunan sebelum menjadi calon debitur sementara
pihak perbankkan sendiri selalu berusaha untuk memberikan kemudahan sepanjang itu
tidak keluar dari syarat-syarat dan ketentuan untuk menjadi calon debitur.
Oleh karena
itu, Ganesa meminta agar, kegiatan ini menjadi wahana persamaan persepsi untuk
menjelaskan kepada masayarakat agar calon debitur benar-benar mendapat
informasi yang tepat tentang KUR.
Ganesa juga
menambahkan untuk NTT ada sebanyak enam Bank yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia menjadi Bank pelaksana KUR yakni, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI,
Bank BTN, Bank Bukopin dan Bank Syariah
Mandiri. Semenatara Bank NTT belum ditetapkan menjadi bak Pelaksana KUR. “Mudah-mudahan
dalam waktu dekat Bank NTT sudah bisa ditetapkan menjadi Bank pelaksana KUR,”
jelasnya.
Sementara itu
Arifin Enga, dari Bank BRI Cabang Kupang, menjelaskan, pihaknya berusaha untuk
memberikan pelayanan dan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan dana
KUR. Akan tetapi, tegas Enga, masyarakat juga mesti menghargai pihaknya dengan
mampu bekerja sama dalam memnuhi kewajiban dan ketentuan seperti yang
diisayarat sebegai seorang debitur.
Baik Ganesa
dan Enga juga berharap agar masayarakat menggunakan program pemberdayaan
penguatan modal usaha ini dengan sebaik mungkin agar kualitas hidupnya menjadi
lebih baik.
Untuk itu, kelompok
masayarakat calon debitur diberikan pendampingan soal manajemen pengelolaan
keuangan. Ketika masayarakat sudah menjadi nasabah KUR Mikro, dan berhasil maka
bisa menjadi nasabah KUR Retail dengan pinjaman sebanyak Rp. 20.000.000 sampai
Rp. 500.000.000, dan ketika nasabah retail sudah mampu memenuhi kewajiban maka
bisa menjadi nasabah komersial.
“Ini
tergantung tata kelolah keuangan oleh nasabah sendiri,” ungkap Enga. Sebanyak
90%, lanjut Enga memberi contoh, pedagang yang ada di pasar Oeba dan pasar
Kasih Naikoten merupakan nasabah KUR Mikro dengan pinjaman Rp. 5.000.000, tanpa
agunan. (san)
naskah ini ditulis dan dimuat pada Harian RND POS 21 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
katakan yang sejujurnya apa yang engkau pikirkan tentang tulisan ini