terlalu larut, malam memanjat separu
secangkir Kopi pahit, malam pun bisu
secangkir Kopi pahit, malam pun bisu
patut mencuri puisi, dari hati
lalu kulamari,malam ini
lalu kulamari,malam ini
pada secangkir kopi
mengulum manis hatimu
pada segelas kopi
bincang
aku-cinta-kau
bahwa
merasa
kita terjaga pada
cinta
ada bekas
macam-macam
terus menjadi
rahasia kenangan
karena hidup itu,
bagaimana kita memilah kenangan
bermula dari janji
secangkir kopi
saat kau pilihkan
aku kopi hitam pekat
membuatku terikat
membaca bekas
bibirmu pada segelas kopi
bekas bibirmu tak
berbatas
lahap kubaca larut
habis
bahwa kopi kian
nikmat
bila perlahan
diseruput
ini tentang kita
aku, kau-cinta
taburkan kopi dengan tiga sendok gula
agar kita gila
sebab cinta memang gila
tetapi ibarat kopi
nikmat bila diseruput perlahan perlahan
juga dengan cinta ini
dirasakan perlahan perlahan
antara kopi atau cinta
kopi ditabur gula
cinta dilumur rindu
aduk perlahan
ingat dulu aku mendekatimu, juga perlahan
katakan perlahan bila sudah cukup
tetapi sekali lagi
tetapi sekali lagi
ibarat secangkir kopi
perlahan perlahan terasa nikmat
sampai di dasar cangkir, nikmat..!
kau, cinta-aku
perlahan perlahan
sampai didasar hatimu
ketika
kopi yang kau suguhkan nikmat terasa
sebab gula tak patut larut seluruhnya
ketika
nyata cipta rasa cinta
rindu tak harus
larut seutuhnya
perlahan perlahan
saja cinta ini
seperti kau-aku
menikmati kopi
kopi hitam legam
juga malam malam
terlalu larut, malam memanjat separu
tak seutuhnya gula terlarut
tak seutuhnya gula terlarut
agar kopi tetap terasa nikmat
patut mencuri puisi, dari hati
lalu kulamari,malam ini
lalu kulamari,malam ini
agar cinta tetap terlamar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
katakan yang sejujurnya apa yang engkau pikirkan tentang tulisan ini